15 Desember 2009

Jumlah Kumulatif Penderita AIDS di Indonesia 18.442 Kasus

14 Dec 2009
Jakarta - Depkes. Sejak ditemukan tahun 1978, secara kumulatif jumlah kasus AIDS di Indonesia sampai dengan 30 September 2009 sebanyak 18.442 kasus. Selama periode Juli – September 2009 kasus AIDS bertambah sebesar 743 kasus yang tersebar di 32 Propinsi di Indonesia. Jumlah kasus AIDS selama tahun 2009 (Januari-September) sebanyak 2.332 kasus.
Penularan kasus AIDS tertinggi terjadi melalui heteroseksual (49,7%), melalui pengguna napza suntik/Penasun (40,7%), dan homoseksual (3,4%). Proporsi penderita paling banyak ditemukan pada kelompok umur 20-29 tahun (49,57%), disusul kelompok umur 30-39 tahun (29,84%), dan kelompok umur 40-49 tahun (8,71%). Sedangkan berdasarkan Propinsi yang melaporkan, kasus AIDS lebih banyak di Jawa Barat, Jawa Timur, DKI Jakarta, Papua, Bali, Kalimantan Barat, Jawa Tengah, Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau. Jumlah penderita AIDS yang meninggal sekitar 3.708 orang (20,1%).

Demikian laporan triwulan ketiga tahun 2009 Surveilans AIDS Ditjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP &PL) Depkes.

AIDS
Berdasarkan penelusuran, dari jumlah 18.442 kasus AIDS di Indonesia diketahui persentase berdasarkan jenis kelamin yaitu 74% Laki-laki (13.654 orang), 25,5% Perempuan (4701 orang) dan 0,5% (87 orang) kasus tidak diketahui jenis kelaminnya.

Kasus terbanyak ditemukan di Propinsi Jawa Barat dengan jumlah penderita 3.233 orang. Disusul Provinsi lainnya yaitu Jawa Timur 3.133 orang, DKI Jakarta 2811 orang, Papua 2681 orang, Bali 1506 orang, Kalimantan Barat 730 orang, Jawa Tengah 669 orang, Sumatera Utara 485 orang, Riau 371 orang, dan Kepulauan Riau 333 orang.

Sampai dengan 30 September 2009 rate kumulatif kasus AIDS nasional mencapai 8,15 per 100.000 penduduk (berdasarkan data Biro Pusat Statistik tahun 2006, jumlah penduduk sebanyak 227.132.350 jiwa). Dibandingkan dengan angka nasional, jumlah penderita di Papua mencapai 17,9 kali lipat lebih banyak, disusul Bali 5,3 kali, DKI Jakarta 3,8 kali, Kepulauan Riau 3,4 kali, Kalimantan Barat 2,2 kali, Maluku 1,8 kali, Papua Barat 1,3 kali, Kep. Bangka Belitung 1,4 kali, Riau, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Barat, dan Sulawesi Utara 1,0 kali angka nasional.

HIV
Secara kumulatif kasus HIV/AIDS sampai Juni 2009 adalah 28.260. Persentase kumulatif infeksi HIV tertinggi berdasarkan kelompok umur yaitu 30-39 tahun (16,49%), kemudian kelompok umur 20-29 tahun (15,41%), dan kelompok umur kurang dari 1 tahun (13,61%). Sedangkan berdasarkan penularan HIV, kasus tertinggi pada pengguna napza suntik/ penasun 52,18%, kelompok waria 25,89%, dan pasangan risiko tinggi 15,83%.

Rate kumulatif infeksi HIV positif tertinggi dilaporkan dari Propinsi DKI Jakarta 40,3%, Banten 29,0%, Kepulauan Riau 22,9%, Bali 20,2%, Papua Barat 19,7%, Jawa Barat 19,2%, Jawa Timur 13,2%, Papua 11,8%, Riau 11,6%, dan DI Yogyakarta 11,1%.

Estimasi populasi rawan tertular HIV di Indonesia tahun 2006 sebesar 193.000. Pada tahun 2014 diproyeksikan jumlah infeksi baru HIV usia 15-49 tahun sebesar 79.200 dan proyeksi untuk ODHA usia 15-49 tahun sebesar 501.400 kasus.

Sampai dengan September 2009 terdapat 13.858 ODHA masih menerima pengobatan ARV (60% dari yang pernah menerima ARV). Jumlah ODHA yang masih dalam pengobatan ARV tertinggi dari Propinsi DKI Jakarta (6.135), Jawa Barat (1.724), Jawa Timur (1.145), Bali (811), Jawa Tengah (436), Papua (433), Sumatera Utara (442), Kalimantan Barat (382), Kepulauan Riau (335), dan Sulawesi Selatan (314).

Angka kematian ODHA menurun dari 46% pada tahun 2006, dan menjadi 17% pada tahun 2008.

Sampai saat ini HIV/AIDS belum ada vaksin maupun obatnya. Obat yang ada (ARV=Anti Retroviral Virus) hanyalah untuk menekan perkembangan virus. Pengobatan HIV/AIDS sangat mahal karena harus diminum seumur hidup. Karena itu, cara yang paling efektif adalah pencegahan yaitu menghindari hubungan seks di luar nikah, bagi kelompok risiko tinggi menggunakan kondom bila berhubungan seks, tidak menggunakan narkoba suntik.

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon: 021-52907416-9, faks: 52921669, Call Center: 021-30413700, atau alamat e-mail puskom.publik@yahoo.co.id, info@puskom.depkes.go.id, kontak@puskom.depkes.go.id.

2 komentar:

yunita nining mengatakan...

Melihat angka penderita Aids tersebut kita tentu harus merasa bahwa bukan tdk mungkin penyakit Aids bakal menjadi penyakit dengan katagori Kejadian Luar Biasa (KLB).....mudah2an saja masyarakat Indonesia semakin waspada thd kemungkinan ada penyebaran virus Aids.

Anonim mengatakan...

Suatu angka yang cukup memprihatinkan sekali, hal ini setidaknya menjadi dasar bagaimana membendung penyebaran virus HIV AIDS ini memerlukan kerjasama yang sistematis dari semua komponen masyarakat, tanpa adanya upaya maksimal dalam pemberantasan Aids tsb sulit dibayangkan pada tahun2 mendatang jumlah aids akan semakin bertambah banyak.

Posting Komentar