08 Desember 2009

PERLU ADVOKASI DAN KIE UNTUK MENGGALAKKAN KB

Ada empat hal yang menyebabkan program keluarga berencana (KB) secara umum berjalan melempem, kata Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Barat, Rukman Heryana.

Salah satunya, karena tidak ada kejadian luar biasa (KLB) pada program KB. “maka perlu ada upaya advokasi dan KIE (Komunikasi, Informasi, Edukasi) yang  sesuai dengan tren masa kini. Dengan demikian program KB kembali menjadi perhatian orang serta menimbulkan kebanggaan,” papar Rukman saat pelantikan Ketua Ikatan Penulis Keluarga Berencana (IPKB) kabupaten/kota se-Jabar di Bandung, Kamis (3/12).


Pada acara yang sama juga diumumkan Kabupaten Ciamis keluar sebagai pemenang pertama Population Award Forum Parlemen Indonesia untuk Kependudukan dan Pembangunan DPRD Jabar. Sementara peringkat kedua dan ketiga diraih Kabupaten Indramayu dan Kota Banjar.
“Tidak seperti gempa atau DBD yang dapat menyebabkan KLB sehingga menyedot perhatian, pada KB tidak ada sama sekali KLB. Apa perlu kita menggiring, misalnya tiga juta peserta KB yang sedang hamil ke DPRD agar dapat perhatian,” ujar Heryana.

Rukman juga menyatakan keprihatinannya karena dalam hal kependudukan lima tahun terakhir angka kelahiran tidak turun sehingga harus memperkuat lagi kedudukan para pengelola KB. Padahal tahun 1970-2002, terjadi penurunan kelahiran secara drastic.

Ketua Forum Prlemen Indonesia untuk Kependudukan dan Pembangunan DPRD Jabar, HMQ Iswara, mengatakan, ada tiga hal yang menjadi perhatian forum, yaitu kependudukan, gender, dan HIV/AIDS. Dalam kasus HIV/AIDS di Jabar, Jabar menempati urutan teratas kasus HIV/AIDS, menggeser Papua. Kondisi ini menimbulkan keprihatinan. “Tapi jumlah tersebut diperoleh secara kumulatif dari penderita HIV/AIDS yang ada di kabupaten/kota se-Jabar,” kata Iswara.(adl/pr).




Sumber: http://www.bkkbn.go.id/Webs/DetailBerita.php?MyID=983

4 komentar:

Bita mengatakan...

orang ber-KB saat ini dikarenakan kesadaran pribadi, tidak seperti pada zaman Orde Baru dulu, orang ber-KB karena disupport pemerintah. saya kira saat ini dua2nya perlu dikombinasikan, bagaimana semakin banyak ber-KB dikarenakan faktor kesadaran dan adanya advokasi dari pemerintah. Benar apa dikatakan oleh kepada Badan Koordinasi Keluarga Berencana Jawa Barat Rukman Heryana perlu adanya KLB.

Anonim mengatakan...

Kurang berjalannya program KB yang sekarang dirasakan bersama akhir-akhir ini dikarenakan pemerintah tidak lagi menekankan pentingnya KB di masyarakat kalopun ada hanya sekedar sosialisasi biasa saja. Oleh karena itu wajar saja sekarang ini masyarakat kurang populer dengan KB, apalagi generasi muda sekarang mungkin tidak mengerti lagi apa itu KB.

Anonim mengatakan...

Sayang selama ini pemerintah kurang serius dalam menjalankan pelaksanaan program KB, nyatanya gaung program KB sekarang ini kurang mengena di masyarakat. Buktinya banyak masyarakat yang tdk lagi begitu mengenal program KB, masyarakat hanya tahunya KB yaitu suntik KB, pasang spiral dan sebaigainya.

Anonim mengatakan...

Turunnya populerisasi program KB dewasa ini sdh sangat minim, banyak masyarakat sekarang sdh tdk tahu lagi apa itu KB dan bagaimana penggunaan KB yang benar. Mungkin pemerintah harus lebih mempopulerkan kembali KB kpada masyarakat dengan model dan kemasan yang lebih maju dan berkualitas. Bisa saja dengan menggandeng pihak sponsor yang berkomitmen memajukan program KB.

Posting Komentar