03 Desember 2009

LIMA TAHUN TERAKHIR RSU DR SOETOMO MERAWAT 2000 PASIEN HIV/AIDS

Dalam lima tahun terakhir RSU Dr Soetomo Surabaya, Jawa Timur, telah berhasil merawat sebanyak 2000 pasien HIV/AIDS. Direktur RSU Dr Soetomo, Dr Slamet Riyadi Yuwono, menyebutkan, sebulannya rata-rata dirawat 20 pasien.


Berdasarkan data Dinas Kesehatan Jawa Timur, diperoleh informasi bahwa hingga 30 eptember 2009 lalu tercatat ada 3.030 kasus AIDS tersebar di kabupaten dan kota se Jatim. Dri jumlah tersebut, 665 pasien atau 22 persen di antaranya meninggal. Rasio pasien wanita dan laki-laki adalah 1 berbanding 2 dan 42,3 persen dari kelompok usia produktif antara 20-29 tahun.

Kabupaten dengan jumlah penderita AIDS di atas 100 orang adalah Surabaya, Malang, Kediri, Tulungagung, Pasusruan dan Sidoarjo. Untuk kasus HIV di Jatim ada 7.019 orang yang terdata atau 33 persen dari perkiraan yang ada. Sedangkan estimasi kasus HIV di Jatim sebanyak 20.810 orang. Ini berarti masih ada sekitar 13.000 warga Jatim yang terinfeksi HIV tetapi belum terungkap.

Saat mengunjungi pasien HIV/AIDS di RSU Dr Soetomo, Selasa (1/12), Wakil Gubernur Jatim, Saifullah Yusuf mengatakan, sebagai daerah dengan jumlah penderita HIV/AIDS terbanyak ketiga se Indonesia, Jatim mengandalkan anggaran Rp 10 miliar dari pos penanganan pengguna narkoba dan anggaran di instansi lain untuk menangani HIV/AIDS. Selain anggaran di pos-pos beberapa instansi, Pemprov Jatim juga menurut Saifullah menyiapkan dana di Komisi Penanggulangan HIV/AIDS sebesar Rp 2 miliar.

Mengenai kunjungan kerjanya ke RSU Dr Soetomo, Saifullah menyatakan, terkait Hari AIDS Sedunia. Kunjungannya merupakan bagian dari evaluasi terhadap penanganan penyakit yang belum ditemukan penangkalnya ini, mengingat pula RSU Dr Soetomo merupakan RS terbesar yang jadi rujukan pasien HIV/AIDS di Jawa Timur.

“Sebanyak 55-60 persen penderita HIV adalah pengguna narkoba. Karena itu, kami bekerja sama dengan Kapolda Jatim. Untuk penanggulangannya kami sediakan anggaran Rp 10 miliar,” ujar Wagub Jatim yang akrab dipanggil Gus Ipul. Anggaran penanggulangan HIV/AIDS disalurkan juga melalui Dinkes dan RS.(ken/sur).


Sumber: http://www.bkkbn.go.id/Webs/DetailBerita.php?MyID=969

3 komentar:

kabul-santoso mengatakan...

Bagaimanapun jika belum ada penanganan serius terhadap penyandang penyakit HIV AIDS ini maka bukan tidak mungkin peningkatan penderita akan semakin bertambah. Besarnya anggaran yang disediakan Pemda Jatim belum tentu maksimal hasilnya jika belum ada prioritas penanganan secara sistematis dengan berbagai pihak.

Anonim mengatakan...

Angka penderita aids yang begitu tinggi tanpa ada upaya penanganan maksimal tentu akan berdampak sangat buruk bagi masyarakat, selain harus dicegah juga harus ada tindakan kongkrit dalam menyelamatkan para penderita HIV. Diduga semakin banyaknya praktek prostitusi dan penggunaan jarum suntik yang tdk steril selain hubungan seks bebas sangat rentan dlm penularan penyakit HIV AIDS ini.

ivonsahanaya@ymail.com mengatakan...

Ini menunjukkan bahwa kesadaran masarakat untuk melakukan seks aman masih kurang. Padahal udah lama pemerintah dan lembaga yang terkait menhkampanyekan bahaya HIV/AIDS dan cara seks yang aman.

Posting Komentar