Jakarta - Depkes. Jawa Barat masih kekurangan 1.063 bidan desa. Dari kebutuhan bidan desa sebanyak 5.868 orang, yang baru tersedia 4.805 orang.Untuk menutupi kekurangan tersebut, Pemerintah Provinsi Jabar akan segera menempatkan 400 bidan yang sedang menjalani pendidikan dan mengisi kekosongan di Desa.
Hal itu diungkapkan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan di sela-sela saat pengarahan kepada para bidan PTT (Pegawai Tidak Tetap) yang akan ditempatkan di puskesmas desa dan RSUD (Rumah Sakit Umum Daerah), di Gedung Sate, Bandung, Selasa (20/10).
Sisa kekurangan, 663 bidan akan dituntaskan secara bertahap, di antaranya dengan memperpanjang penempatan bidan hasil rekruitmen tahun 2006 dan 2007 serta memperpanjang penempatan bidan PTT Pusat.
"Pemprop Jabar serius membangun sektor kesehatan. Khususnya peningkatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Untuk itu, anggaran kesehatan tahun 2009 alokasinya mencapai 5 persen. Lebih tinggi dibanding alokasi tahun sebelumnya yang hanya 1,5 persen," tegas Heryawan
Menurut Heryawan, pembangunan sektor kesehatan Jawa Barat diarahkan pada pengembangan aspek preventif dan promotif, yakni dengan membudidayakan pola hidup bersih dan sehat.
Sejumlah fokus pembangunan kesehatan di Jabar antara lain, memperluas cakupan jaminan kesehatan bagi masyarakat, memberantas penyakit menular, khususnya penyakit TBC, malaria dan HIV/AIDS. "Itu beberapa hal yang menjadi fokus pembangunan kesehatan," jelas Heryawan.
Hal itu diungkapkan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan di sela-sela saat pengarahan kepada para bidan PTT (Pegawai Tidak Tetap) yang akan ditempatkan di puskesmas desa dan RSUD (Rumah Sakit Umum Daerah), di Gedung Sate, Bandung, Selasa (20/10).
Sisa kekurangan, 663 bidan akan dituntaskan secara bertahap, di antaranya dengan memperpanjang penempatan bidan hasil rekruitmen tahun 2006 dan 2007 serta memperpanjang penempatan bidan PTT Pusat.
"Pemprop Jabar serius membangun sektor kesehatan. Khususnya peningkatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Untuk itu, anggaran kesehatan tahun 2009 alokasinya mencapai 5 persen. Lebih tinggi dibanding alokasi tahun sebelumnya yang hanya 1,5 persen," tegas Heryawan
Menurut Heryawan, pembangunan sektor kesehatan Jawa Barat diarahkan pada pengembangan aspek preventif dan promotif, yakni dengan membudidayakan pola hidup bersih dan sehat.
Sejumlah fokus pembangunan kesehatan di Jabar antara lain, memperluas cakupan jaminan kesehatan bagi masyarakat, memberantas penyakit menular, khususnya penyakit TBC, malaria dan HIV/AIDS. "Itu beberapa hal yang menjadi fokus pembangunan kesehatan," jelas Heryawan.
4 komentar:
padahal keberadaan bidan desa sangat penting utk sosialisasi program kesehatan masyarakat terutama dlm penyebaran informasi kesehatan ibu dan anak.
hampir semua penduduk di pedesaan msh sering datang ke bidan daripada ke dokter ketika sakit atau sekedar menanyakan jenis obat, ada kesan berobat ke bidan bs lebih murah
kok bisa daerah seperti jawa barat ini kekurangan tenaga bidan, padahal kan banyak lulusan bidan yg blm diberdayakan.
peranan bidan di desa sangatlah tinggi pengaruhnya dalam upaya meningkatkan masyarakat sehat.
Posting Komentar