Timika (ANTARA News) - Pemerintah Kabupaten Mimika, Papua memberikan insentif sebesar Rp25 juta setiap bulan kepada dokter spesialis yang bertugas di wilayah itu.
Kepala Dinas Kesehatan Mimika, Erens Meokbun di Timika, Senin mengatakan pemberian insentif kepada para medis bertujuan meningkatkan motivasi dan semangat kerja bagi mereka dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
"Insentif sebagai bentuk perhatian dari Pemda terhadap aparatur yang bertugas di daerah dan diharapkan bisa memacu semangat mereka untuk bekerja lebih maksimal," kata Meokbun.
Ia menyebutkan saat ini terdapat lima dokter spesialis yang bertugas di Mimika yaitu spesialis anak, spesialis penyakit dalam, spesialis mata, spesialis bedah, dan spesialis jantung.
Insentif juga diberikan kepada dokter umum sebesar Rp10 juta per bulan dan juga kepada petugas kesehatan lainnya. Besarnya nilai insentif petugas yang lain disesuaikan dengan beban tugas mereka dan sulitnya medan tempat tugas mereka.
Terkait pemberian insentif kepada petugas kesehatan, Direktur RSUD Mimika drg Fransiskus Thio berharap Pemda tetap memperhatikan peningkatan kesejahteraan petugas kesehatan di RSUD Mimika.
Ia mengemukakan, beban tugas dan tanggung jawab para dokter dan perawat di RSUD Mimika jauh lebih berat dari petugas yang ada di Puskesmas.
"Beban riil kerja di RSUD jauh lebih berat, demikian pun dengan risikonya," kata Thio.
Thio mengatakan jumlah tenaga kesehatan di RSUD Mimika saat ini belum sepenuhnya memadai. Dengan keterbatasan tenaga dimaksud, setiap petugas dituntut tanggung jawab lebih dalam memberikan pelayanan.
"Kami sangat memperhatikan hal ini, jangan sampai pasien terlantar karena petugas lalai akibat overload kerja," ungkap Thio.
Ke depan ia berharap RSUD Mimika diaraahkan menjadi Badan Layanan Umum Daerah dengan memiliki otonomi yang lebih luas dalam mengelola keuangannya sendiri.
Pasalnya, kata Thio, selama satu tahun berjalan RSUD Mimika kesulitan memenuhi kebutuhan operasional karena harus menunggu pencairan dana APBD yang membutuhkan proses lama dan berbelit-belit.
"Kebutuhan operasional yang sifatnya rutin seperti makan pasien, pengadaan oksigen, pengadaan obat dan honor pegawai tidak bisa menunggu tender selesai," jelasnya.(*)
Sumber: ANTARA
Agama Adalah Pemahaman
8 tahun yang lalu
12 komentar:
pengorbanan para dokter spesialis di papua patut diapresiasikan dngn karena tempat tugas yang terpencil dan kadang sulit utk dijangkau.
setuju juga dengan kebijakan pemberian intensif tersebut, apalagi papua kan daerah yg sangat rawan. wong kita juga ngeri kalo liat daerah terpencil di papua.
Sudah sepantasnya tenaga medis di Mimika mendapatkan perhatian dan fasilitas khusus daripada kota-kota besar di Indonesia, karena selain beban tugas yang besar dan medan yang sulit, mereka juga harus dihadapkan dengan kondisi masyarakat setempat yang masih minim kesadarannya terhadap pengobatan ilmu modern atau kedokteran, selain itu juga tenaga medis di Mimika harus menjaga keselamatan dirinya sendiri dan keluarganya, mengingat di daerah tersebut nerupakan daerah yang rawan konflik.
seharusnya pemerintah juga memberikan intensif keamanan bagi para medis baik dokter maupun perawat karena bagaimanapun keamanan bertugas penting bagi dokter dan perawat dari kemungkinan terjadinya kecelakaan tugas apalagi tugas ini mengemban misi kemanusiaan
Kalau sudah mendapatkan intensif yang rumayan besar jangan sampai lupa diri apalagi lupa dengan tugas dan tanggung jawabnya. Selamat bertugas rekan-rekan semoga pengabdian kalian bermanfaat bagi Negara khususnya masyarakat setempat.
gede juga yah intensif yang didapat para dokter, tapi emang kita juga tau daerah tugasnya kayak apa, namanya juga papua. Banyak daerah yang masih hutan belantara.
Di Mimika dokter spesialis Rp 25 juta/bulan dokter umum Rp 10 juta/bln. kalau di Jakarta berapa ya....
wajar lah bro
Bagi saya gaji segitu wajar aja bahkan kalau perlu di tambahkan dengan berbagai fasilitas yang lain. Diaharapkan dengan gaji sebasar itu para tenaga medis di Mimika bekerja secara profesional sesuai dengan kode etik kedokteran dan tidak semena-mena. Amin
Sering kali ketika orang daerah lulus dari akdemiknya di kota besar tidak mau kembali ke daerah asalnya, dengan alasan di kota besar gaji dan karier lebih menjajnjikan daripada di daerah.
Makanya seharusnya gaji seorang profesi di daerah apalagi yang terpencil seharusnya lebih besar dari pada di kota besar.
Tidaklah ada artinya gaji 25 juta bagi seorang dokter yang bertugas di Mimika dengan nyawa dan keluarga sebagai taruannnya.
idealnya gaji dan fasilitas lainnya untuk daerah terpencil lebih besar dan lebih baik dibanding dg mereka yang bertugas di daerah perkotaan.
Posting Komentar