Jakarta - Depkes. Menteri Kesehatan Republik Indonesia Dr.dr. Siti Fadilah Supari Sp.JP(K) akan mengadakan pertemuan dengan Sekretaris Kesehatan dan Layanan kemanusiaan Amerika Serikat Kathleen Sebelius di Washington DC dan hari ini bertolak ke Amerika untuk melakukan pembahasan menuju tercapainya kerangka baru kemitraan di bidang kesehatan dalam rangka pembentukan sebuah pusat riset biomedis dan kesehatan publik.
Pada pertemuan ini, Menkes Siti Fadilah Supari memimpin Delegasi RI yang beranggotakan, diplomat senior Dr. Makarim Wibisono, Dirjen P2PL Prof. Tjandra Yoga Aditama, Sp.P, MARS, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI Prof, dr. Agus Purwadianto, S.H., Staf Khusus Menkes bidang Kesehatan Publik dr. Widjaja Lukito, PhD.
Pertemuan mendatang merupakan kelanjutan dari serangkaian pembicaraan antara Departemen Kesehatan RI dan Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS yang dimulai semenjak Barrack Obama menjadi Presiden Amerika Serikat. Sebelumnya, delegasi Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS berkunjung ke Jakarta pada bulan Agustus 2009 dan mengadakan pertemuan dan pembicaraan dengan Departemen Kesehatan RI. Hal ini merupakan kemitraan berbasis kesetaraan, keadilan, dan transparansi yang saling menguntungkan kedua negara.
Lebih lanjut Menteri Siti Fadilah Supari mengatakan “Indonesia selalu terbuka untuk menjalin kerja sama dengan siapa pun di bidang kesehatan dengan mengedepankan prinsip kesetaraan, transparansi, manfaat bersama, saling menghormati, akuntabilitas dan tata kelola yang baik. Pemerintahan baru di bawah kepemimpinan Presiden Barrack Obama telah membawa spirit baru yang positif dan sesuai dengan prinsip-prinsip yang dikedepankan Indonesia“.
Kami optimis, sebuah kerangka baru kemitraan antara Departemen Kesehatan RI dan AS akan disepakati dalam waktu dekat ini, “ tambah Menkes.
Jika disepakati, kerangka baru kemitraan ini akan menjadi sejarah baru kerja sama antar kedua Negara di bidang kesehatan, khususnya di bidang penyakit menular, penilaian risiko dan respon terhadap risiko kesehatan.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon: 021-52907416-9, faks: 52921669, Call Center: 021-30413700, atau alamat e-mail puskom.publik@yahoo.co.id, info@puskom.depkes.go.id, kontak@puskom.depkes.go.id.
Sumber: Depkes
Agama Adalah Pemahaman
8 tahun yang lalu
8 komentar:
Kenapa membangun kemitraan Bidang Kesehatan dengan Amerika Serikat tidak dengan Negara lain Singapura, Cina atau Jerman misalnya, mengingat Negara-negara tersebut pada umumnya manjadi kiblat orang Indonesia ketika berobat di luar negri.
bentuk kerjasama ini seharusnya saling menguntungkan, apalagi selama ini Indonesia selalu menjalin kerjasama tidak hanya dengan Amerika Serikat saja, dalam hal ini Indonesia harus bisa meyakinkan bahwa bentuk kerjasama tersebut tidak hanya menunjukan bahwa Indonesia tidak mampu mengatasi maraknya berbagai macam penyakit menular.
kerjasama ini seharusnya mencakup tindakan pencegahan terhadap bahaya penyakit menular. Karena rata-rata penyakit menular semacam HIV dan Virus Flu burung yg lagi marak belakangan ini jika boleh kita telaah lebih dalam banyak yng berasal dari negara-negara barat.
Indonesia harus mampu menunjukkan kalo permasalah penyakit menular dan semacamnya adalah tugas bersama antar negara yg mempunyai kepentingan sama.
kerjasama bidang kesehatan prinsip saling menguntungkan, realitas tidak jarang perjanjian bilateral atau yng lain Indonesia dalam posisi tergantung.
yang penting program aksi setelah perjanjian tersebut ditandatangani keduabelah pihak, serta komitmen untuk mengawal dan menerapkan pointer perjanjian ke dalam progam pemerintahan.
Saya yakin tindakan Ibu Menkes Siti Fadilah sangat TEPAT dan demi dunia kesehatan kita kedepan.
Pernah mengikuti ceramah Menkes di Paramadina, saat itu Menkes menyatakan bahwa Amerika seolah2 sbg negara jahat dalam hal kesehatan. Apalagi dalam buku Jerry D. Gray (yg katanya sepengetahuan menkes) yang menuduh negara Amerika sengaja mau "meracuni" warga negara lain seperti Indonesia.
Posting Komentar