30 Nov 2009
Jakarta - Depkes. Pada hari-37 pelayanan kesehatan haji, jumlah jamaah haji Indonesia yang meninggal dunia lebih kecil dibanding pelaksanaan haji tahun sebelumnya. Berdasarkan data Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Bidang Kesehatan di Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) di Arab Saudi, pada hari ke-37 dihitung sejak kedatangan jamaah haji pertama di Arab Saudi tanggal 23 Oktober 2009 sampai tanggal 28 November 2009 jumlah jamaah haji Indonesia yang meninggal 125 orang dari total jamaah haji 209.587 orang. Jumlah tersebut lebih kecil dibanding pada hari yang sama pelaksanaan ibadah haji tahun 2008 sebanyak 208 orang.
Jakarta - Depkes. Pada hari-37 pelayanan kesehatan haji, jumlah jamaah haji Indonesia yang meninggal dunia lebih kecil dibanding pelaksanaan haji tahun sebelumnya. Berdasarkan data Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Bidang Kesehatan di Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) di Arab Saudi, pada hari ke-37 dihitung sejak kedatangan jamaah haji pertama di Arab Saudi tanggal 23 Oktober 2009 sampai tanggal 28 November 2009 jumlah jamaah haji Indonesia yang meninggal 125 orang dari total jamaah haji 209.587 orang. Jumlah tersebut lebih kecil dibanding pada hari yang sama pelaksanaan ibadah haji tahun 2008 sebanyak 208 orang.
Hal tersebut disampaikan Sesjen Depkes sebagai Ketua Tim Pengawasan, Pengendalian dan Pelaporan (Wasdal) Pelayanan Kesehatan Haji dr. Sjafi’i Ahmad, MPH di Makkah, Arab Saudi.
Lebih lanjut dr. Sjafi’i mengatakan menurunnya angka kematian jamaah haji tahun ini dibanding tahun sebelumnya pada periode yang sama dapat mengindikasikan meningkatnya tingkat pelayanan kesehatan yang lebih baik kepada jamaah haji pada tahun ini.
Memang sejak awal, kita berusaha melakukan perencanaan yang matang, perekrutan tenaga kesehatan yang transparan dan profesional, penyediaan kebutuhan obat sesuai dengan formularium yang telah ditetapkan dan penyiapan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan, kata Sesjen.
Terkait teknis pelaksanaan Siskohat Bidang Pelayanan Kesehatan Dr.dr. Barita Sitompul, Sp.JP menjelaskan lambatnya publikasi data kematian jamaah haji sangat terkait dengan proses verifikasi untuk mendapatkan COD (Certficate of death) atau Surat Keterangan Meninggal.
Dalam COD tersebut menjelaskan tentang nama, umur, jenis kelamin, asal kloter dan embarkasi, tempat dan waktu meninggal dan sebab kematian, yang dinyatakan oleh dokter kloter atau dokter di pelayanan kesehatan. COD diperlukan untuk mempermudah proses pemakaman. Sebab tanpa COD, pemerintah Arab Saudi tidak dapat memproses pemakaman, tegas Barita Sitompul.
Lebih jauh dr. Barita menjelaskan, Sistem kesehatan membagi tiga daerah kerja yaitu; Jeddah, Makkah dan Madinah. Tenaga kesehatan Jeddah untuk melayani pasien ketika baru datang dari tanah air, tenaga kesehatan Madinah melayani pasien yang datang dari Indonesia dan jemaah Arbain, sedangkan tenaga kesehatan Makkah melayani jemaah saat berada di Makkah.
Saat ini, menurut petugas sanitasi survailans wilayah kerja Mina Eka Muhiriyah, jamaah meninggal saat di Mina sebanyak 8 orang, terdiri dari Embarkasi Jakarta Cengkareng 2 orang, Embarkasi Surabaya 1 orang, Eambarkasi Solo 2 orang, Embarkasi Batam 1 orang, Embarkasi Ujung Pandang 1 orang dan Embarkasi Banjarmasin 1 orang.
Dalam keteranganya, Direktur Sepimkesma P2PL Depkes dr. Andi Muhadir MPH menjelaskan musim haji tahun ini, dari seluruh jemaah haji masuk Makkah, baik jemaah biasa maupun khusus, terdiri dari wanita (54,66%) dan pria (45,33%), diantaranya 42,88 persen orang tua, umumnya 35,71% menderita primary hypertension dan 21,43 % non insulin dependent DM.
Lebih lanjut, anggota tim wasdal ini menjelaskan sampai 23 Nopember 2009 jumlah jemaah rawat jalan di kloter 111.403 orang, BPHI dan sektor 1047 orang. Sebagian besar mereka berumur di atas 50 tahun (63,10%) dengan penyakit terbanyak nasofaringitis akut/faringistis akut ( 38,21%).
Sedangkan jemaah wafat 99 orang sebagian besar berumur di atas 50 tahun (87,5%), dengan penyebab kematian gangguan sistem sirkulasi 73% dan disusul sistem pernafasan 24 %. Sementara jemaah rawat inap di BPHI dan sektor 448 orang, kata dr. Andi.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon: 021-52907416-9, faks: 52921669, Call Center: 021-30413700, atau alamat e-mail puskom.publik@yahoo.co.id,info@puskom.depkes.go.id, kontak@puskom.depkes.go.id.
5 komentar:
Alhamdulillah angka kematian jamaah haji tahun ini menurun dari pada tahun sebelumnya. Terimaksih pemerintah yang dengan sigap membuka posko dan melayani jamaah haji di Arab Saudi.
Tapi kita juga harus berterima kasih kepada pemerintah Arab Saudi karena penurunan angka jamaah haji yang meninggal di Arab Saudi tidak terlepas keberhasilan mereka dalam mempersiapkan sebagai tuan rumah mulai dari fasilitas hingga pelayanan.
Biarpun kecil angka kematian jamah haji Indonesia bukan berarti ini keberhasilan tim kesehatan haji Indonesia, lebih penting lagi dan perlu mendapatkan perhatian bagaimana penanganan jamaah haji ketika mengalami sakit yang harus semakin dibenahi. Sistem pengawasan kesehatan jamaah haji yang masih jauh dari standar kesehatan internasional juga harus diperhatikan.
Bagaimanapun keinginan menyelesaikan ibadah haji adalah dambaan bagi setiap orang yang melaksanakannya, walaupun terkadang ada halangan yang datang diluar harapan manusia itu sendiri. Kerja keras Depag dan Depkes selaku pelaksana ibadah haji perlu juga diapresiasi kan.
kita mesti bersyukur, masih ada berita yang menggembikan hati: "jamaah haji yang meninggal tahun ini lebih sedikit dibanding dengan tahun sebelumnya yaitu 125 berbanding 208".
Posting Komentar