19 Desember 2009

Desentralisasi Kesehatan RI Jadi Pembahasan Menarik di Inggris

Desentralisasi bidang kesehatan di Indonesia menjadi pembahasan menarik dalam seminar bertema "Health Sector Decentralization in Indonesia 2000-2007: A change without change" yang di digelar di University of Salford, Kerajaan Inggris.

Desentralisasi yang diamanatkan Undang Undang sejak tahun 2000 sampai saat ini belum berdampak pada status kesehatan masyarakat karena masih dijalankan setengah hati, ujar Ketua program Master of Public Health di University of Salford Dono Widiatmoko, kepada koresponden Antara London, Sabtu (19/12).

Dikatakannya seminar yang diikuti mahasiswa asing di Salford University yang dilanjutkan dengan diskusi menampilkan Direktur Pusat Manajemen Pelayanan Kesehatan Universitas Gadjah Mada Profesor Laksono Trisnantoro.

Menurut Dono Widiatmoko, dalam seminar Profesor Laksono Trisnantoro membahas masalah desentralisasi sektor kesehatan di Indonesia dalam kurun waktu 2000 sampai 2007.

Dikatakannya sejak desentralisasi dilaksanakan di Indonesia, pelaksanaannya masih seperti pendulum bergerak dari kubu sentralisasi ke desentralisasi.

Departemen kesehatan selama ini dinilai masih ragu, belum mau atau tidak mau melaksanakan desentralisasi di bidang kesehatan Indonesia, ujarnya.

Misalnya saja, Sistem Kesehatan Nasional tidak lagi mencantumkan aspek desentralisasi di sektor kesehatan, struktur Departemen Kesehatan tidak mendukung pelaksanaan desentralisasi, dan ketiadaan policy dan petunjuk yang jelas dari pusat tentang desentralisasi kesehatan.

Hal ini disebabkan berbagai hal yang kompleks penjelasannya dan memerlukan kemauan dan upaya yang kuat untuk pelaksanaannya, ujarnya.

Diharapkan jajaran pimpinan Depkes yang baru dari Kabinet Indonesia Bersatu 2 bisa lebih menjalankan aspek desentralisasi kesehatan di Indonesia untuk mencapai Indonesia yang lebih baik. Demikian Laksono.

Dono Widiatmoko, dosen yang juga ketua program Master of Public Health di University of Salford mengatakan seminar ini dihadiri mahasiswa kesehatan masyarakat dari berbagai negara.

Menurut Dono, materi seminar sangat relevan untuk diikuti mahasiswa dan akademisi yang tertarik bidang manajemen kesehatan.

Pengalaman desentralisasi sektor kesehatan di Indonesia bisa menjadi bahan pelajaran berharga untuk mahasiswa berbagai negara, ujarnya.

Dono yang juga aktif di ICMI London menyambut baik upaya untuk mengadakan berbagai riset dan pendidikan bidang kesehatan masyarakat antara institusi di Inggris dengan Universitas-universitas di Indonesia.

Hubungan kerjasama riset yang baik tentu akan membawa manfaat bagi semua pihak, ujarnya.

Sujarwoto, mahasiswa Doktoral di University of Manchester yang juga hadir pada acara itu juga mengharapkan pelajaran berharga dari pelaksanaan Desentralisasi Kesehatan selama ini bisa menjadi bahan pelajaran bagi pejabat, akademisi, dan juga pelaku bidang kesehatan di Indonesia.(Ans/Cie/An/Fz)




Sumber: http://www.berita8.com/news.php?tgl=2009-12-19&cat=4&id=17356

6 komentar:

baron pendekar mengatakan...

Yang perlu segera dalam menjalankan desentralisasi di bidang kesehatan adalah goodwill dari pemerintah sendiri khususnya Depkes, sebab tanpa adanya keinginan tsb maka problematika kesehatan tak akan terselesaikan dan hanya akan menjadi kajian semata,

Anonim mengatakan...

Banyak masalah kesehatan di daerah yang belum terselesaikan akibat belum adanya pedoman dalam penyelesaiannya, banyak perbedaan di lapangan bahkan antara dokter dan perawatpun seringkali terdapat pemahaman yang berbeda dalam menangani pasiennya. Apalagi masalah dan persoalan yang berkaitan dengan hak pasien yang seringkali terabaikan,

ivonsahanaya@ymail.com mengatakan...

Bagaimana Masyarakat bisa hidup nyaman dan sehat seperti negara lain, kalau pemerintah menjalankan desentralisasinya setengah-setengah bahkan masih ragu-ragu untuk menjalankannya.

Anonim mengatakan...

Pelaksanaan desentraliasasi kesehatan hanya akan bisa terwujud jika ada kepemimpinan lokal yang mampu memahami aspek teknis kesehatan beserta problematika lokal yang selama ini seringkali menjadi pekerjaan tak terselesaikan dengan baik. Di sinilah perlunya peran kepemimpinan yang mampu mengikuti perubahan fungsi Depkes dan fungsi Dinkes, tanpa adanya aspek tsb maka tujuan desentralisasi kesehatan serasa hanya bagian dari sebuah cita-cita saja.

yanto mengatakan...

syukurlah masih ada sesuatu yang positif di Indonesia yang dapat dijadikan contoh, ini baru berita gembira.

yongky@windowslive.com mengatakan...

AMIN... Mudah-mudahan jajaran pimpinan depkes yang baru dari kabinet Indonesia bersatu dapat menjalankan desentralisasi dengan baik untuk menuju Indonesia Sehat.

Posting Komentar