14 November 2009

Singkirkan Flu Dengan Terapi Aroma

KOMPAS.com - Perubahan cuaca bisa melemahkan daya tahan tubuh kita, sehingga flu mudah menyerang. Cobalah menyingkirkannya dengan terapi aroma. Mau bikin sendiri?

Sejak dulu kala nenek moyang kita sebetulnya telah menggunakan wewangian untuk upacara adat dan pengobatan. Sebut saja mandi air kembang bagi calon pengantin, serta pemakaian minyak gosok untuk penyembuhan. Namun karena cara tradisional sulit diukur kadar kemurniannya, maka pemakaian minyak kayu putih, minyak lawang, minyak tawon, minyak telon dan sejenisnya itu sulit untuk digolongkan terapi aroma menurut konsep yang berkembang di Barat.

Dalam ilmu kedokteran terapi aroma merupakan cabang ilmu naturopatik, yang merupakan penatalaksanaan perawatan dan pengobatan menggunakan minyak esensial. Sedang minyak esensial adalah minyak yang berasal dari saripati tumbuhan aromatis yang biasa disebut minyak asiri.

"Minyak asiri ini merupakan hormon atau life force tumbuhan, yang bisa didapatkan dengan cara ekstraksi," kata Dr. Rachmi Primadiati, MNMed, DArom, DHerbMed, CIDESCO, CIBTAC, BABTAC, konsultan kecantikan kulit dan kosmetik serta aromatologist.

Minyak esensial mudah sekali menguap serta mempunyai titik didih tertentu. Maka penyimpanannya dianjurkan menggunakan botol berwarna coklat atau tidak tembus cahaya. Efek pengobatan minyak esensial akan hilang bila terkena sinar matahari atau cahaya lampu, lantaran minyak ini mudah rusak atau terurai.

Pemilihan minyak esensial pun harus berdasarkan pada karakter penggunanya. Orang yang mempunyai sifat introver dan ekstrover harus menggunakan minyak esensial yang berbeda.

Bisa Tidur Nyenyak
Perubahan cuaca pada musim panas ke musim penghujan atau sebaliknya dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh. Inilah yang akhirnya menimbulkan flu dan pilek. Flu adalah infeksi virus yang mengenai hidung dan tenggorokan.

Terdapat beberapa minyak esensial yang bisa digunakan untuk mencegah maupun mengobati flu. Efek dan manfaat minyak esensial tidak hanya mengurangi gejala tetapi juga mengurangi resiko untuk terjadinya infeksi lebih lanjut.

“Minyak esensial itu berefek sebagai anti bakteri dan anti virus. Di samping itu juga merangsang kekebalan tubuh untuk melawan infeksi tersebut,” jelas Dr. Rachmi. Sebut saja antara lain minyak lavender, eucalyptus (sejenis kayu putih), peppermint, rosemary, tea tree, thyme (thymus bulgaris).

Mandi dengan marjoram juga bisa mengurangi demam, rasa sakit, menggigil, dan sakit kepala yang biasanya menyertai flu. Cara yang terbaik untuk pengobatan flu adalah menggunakan metode inhalasi, yaitu minyak esensial yang dihirup. Atau, bisa juga dicampur dengan air hangat untuk mandi berendam.

“Berendam dengan air hangat bersuhu sekitar 36 - 41 derajat Celcius yang telah ditetesi minyak tea tree sangat baik ketika terjadi gejala flu. Insya Allah bisa menghentikan perkembangan flu," ujar Dr. Rachmi yang menempuh pendidikan keahliannya di Inggris ini.

Bisa Dikombinasi
Untuk mendapatkan hasil yang optimal, sangat bagus bila metode berendam itu dikombinasikan dengan penggunaan minyak esensial secara steaminhalasi (menghirup uap air) yang mempunyai efek antibakteri. Tapi temperatur pada steam tidak boleh terlalu panas, karena akan membakar selaput lendir di daerah hidung dan tenggorokan.

Minyak ekaliptus dan tea tree mempunyai efek sebagai antivirus, sehingga sangat baik digunakan pada steam. Dapat juga digunakan secara selang seling minyak rosemary atau peppermint sebagai pengganti ekaliptus dan tea tree.

Namun Dr. Rachmi mengingatkan, “Walaupun keduanya berefek sebagai stimulan, penggunaannya akan mengganggu tidur Anda. Makanya pada malam hari gunakan inhalasi dengan lavender. Karena lavender juga berefek menenangkan, sehingga akan mempermudahkakn Anda mengalami tidur yang nyenyak.”

Tidur nyenyak setelah menggunakan minyak lavender dengan kombinasi minyak marjoram, ternyata juga sangat bermanfaat untuk meningkatkan kekebalan tubuh serta menyembuhkan flu.

Minyak lavender juga baik disemprotkan di ruang tidur, terutama bagi yang terserang flu disertai batuk. “Jangan lupa meningkatkan mutu makanan yang cukup protein, vitamin C, serta banyak minum air putih,” tambah Dr. Rachmi.

6 komentar:

dadang_nur@hotmail.com mengatakan...

Salut kepada Dr. Rachmi, meskipun beliau bermadhab kesehatan modern tapi masih menekankan kepada pengobatan alternatif atau herbal.

zein.cc@hotmail.com mengatakan...

Betul itu. Tapi kenapa setiap kita berobat dokter tidak menyarankan kita untuk kembali ke herbal, tapi justru menyodorkan resep yang harus di tebus ke apotik yang tanpa kita ketahui bahan baku obat tersebut.

stanza26@hotmail.com mengatakan...

Indonesia kaya akan tanaman obat dan sekaligus resepnya, dan ini cukupampuh seperti yang dilakukan oleh orang tua kita dulu. Dan seharusnya dokter memberikan pilihan tidak hanya memberikan resep tapi juga saran obat yang alami. Mari kita kembali ke HERBAL.

Anonim mengatakan...

terapi aroma semacam ini sdh lazim dilakukan orang ketika mengalami sakit semacam flu ataupub masuk angin, karena penyembuhan model ini sangat sederhana dan murah meriah

Anonim mengatakan...

Wah..terapi ini tentu sangat berarti sekali bagi penderita flu ringan, selain bahan yng mudah didapat juga efektif dan efesien. Bagi sebagian orang menderita flu kadang mengganggu aktivitas sehari-hari.

Anonim mengatakan...

Banyak cara memang untuk penyembuhan bermacam sakit ringan semacam flu tapi aku kira cara terapi aroma semacam ini bisa juga untuk dicoba, siapa tau bisa sembuh....ya kan

Posting Komentar