10 November 2009

Puluhan Ribu Lansia di Kalteng Terlantar

Palangkaraya (ANTARA News) - Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Tengah menyatakan puluhan ribu penduduk lanjut usia di wilayah itu masih terlantar karena kurang diperhatikan oleh pemerintah maupun masyarakat.

"Dari sekitar 60 ribu lansia saat ini baru sekitar dua persen saja yang telah tersentuh oleh program pemerintah, sedangkan lainnya masih kurang diperhatikan," kata Kepala Seksi Lanjut Usia Dinas Sosial Provinsi Kalteng Budi Santoso, di Palangkaraya, Senin.

Budi menilai, ribuan lansia di berbagai kabupaten/kota se-Kalteng terus mengalami kesulitan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan hidup karena menurunnya kemampuan fisik dan nonfisik dalam mencari pekerjaan.

Golongan penduduk itu, lanjutnya, memerlukan perhatian khusus yang berkaitan dengan kebutuhan hidupnya seperti pelayanan sosial dan pelayanan kesehatan, serta sangat bergantung dalam hal perumahan dan kebutuhan hariannya.

"Tiap tahun kami berupaya menambah jumlah lansia yang dapat disentuh bantuan pemerintah, tetapi semua terkendala dana yang dialokasikan selalu sangat kecil dan terbatas," jelasnya.

Budi mengatakan, dalam tahun ini baru sebanyak 600 lansia telah mendapat bantuan dari pemerintah diantaranya berupa uang bulanan, bantuan usaha ekonomi produktif, serta tempat penampungan di panti jompo.

Ratusan lansia yang non potensial selama ini dibantu dengan bantuan dana bulanan untuk biaya hidup atau ditampung di panti jompo, sedangkan lansia potensial dibina dengan bantuan modal usaha.

Budi mengungkapkan, bantuan dana lansia nonpotensial tahun ini dianggarkan sebesar Rp75 juta per bulan dari dana APBN untuk 250 orang lansia, yakni setiap satu orang menerima Rp300 per bulan.

Bantuan tersebut diberikan untuk lansia di tiga kabupaten dan satu kota, meliputi Kota alangka Raya, Kabupaten Gunung Mas, Kotawaringin Barat dan Kotawaringin Timur.

Sementara untuk lansia potensial, lanjutnya, sebanyak 250 orang mendapat bantuan usaha melalui usaha ekonomi produktif (UEP), dengan modal bantuan senilai Rp1 juta per orang yang dapat berupa barang maupun ternak.

Bantuan modal tersebut saat ini terbatas untuk lansia di lima kabupaten, yakni Kabupaten Pulang Pisau, Gunung Mas, Seruyan, Lamandau, dan Kotawaringin Barat.

"Selain itu terdapat 100 lansia yang ditampung di Panti Sosial Trisna Werdha Palangkaraya, karena tidak lagi memiliki sanak saudara di usia senja," kata Budi.

Budi menambahkan, khusus untuk memperhatikan kesejahteraan lansia yang masih terlantar pihaknya telah mengusulkan penambahan pemberian bantuan agar bisa dianggarkan melalui APBD selain dukungan dari APBN.

Lebih lanjut Budi mengungkapkan, lansia di Kalteng secara umum banyak yang cukup potensial dan masih produktif untuk mendukung pembangunan daerah, salah satunya dengan memberikan sumbangan pemikiran berupa pertimbangan maupun saran untuk pemerintah, baik melalui organsisasi maupun perorangan.

http://www.antaranews.com/berita/1257807174/puluhan-ribu-lansia-di-kalteng-terlantar

4 komentar:

Anonim mengatakan...

memang seharusnya ada perhatian khusus dari pemerintah bagi penduduk lansia ini, selama ini para lansia lebih banyak dikesampingkan peranan sosialnya baik oleh keluarga ataupun masyarakat sekitarnya.

titin-marsela mengatakan...

Para lansia bagi sebagian orang hanya dijadikan beban dalam hidupnya bahkan ada juga yg mash menggunakan lansia dalam keluarga sebagai tenaga untuk momong cucunya, padahal dengan turunnya kondisi fisik sebaiknya lansia tdk lagi dibebankan mengurus cucunya.

Anonim mengatakan...

Untuk lebih memberikan perhatian kepada para lansia pemerintah daerah setempat bisa memfasilitasi membentuk kelompok lansia agar kontak sosial antar lansia tetap berlangsung, kegiatan ini bisa dalam bentuk saling bertukar informasi, saling belajar dan bercanda. Tentu kegiatan ini akan menimbulkan perasaan jauh dari kesan tdk diperhatikan dalam diri lansia.

zein.cc@hotmail.com mengatakan...

Apapun yang terjadi, inilah realita yang kita hadapi dan masih banyak dijumpai ditengah-tengah masyarakat. Ini adalah persoalan kita semua dan tanggung jawab kita bersama.

Posting Komentar