Senin, 16 November 2009 19:54 WIB
Surabaya (ANTARA News) - Indonesia akan mulai memproduksi vaksin Flu Babi (H1N1) secara massal pada November 2010, namun clinical trial (uji coba klinis) akan dilakukan pada Maret 2010.
"Vaksin H1N1 baru atau A-H1N1 (virus Flu Babi yang menular dari hewan ke manusia) akan diproduksi secara massal oleh PT Bio Farma pada November 2010," kata Menteri Kesehatan (Menkes) Endang Rahayu Setyaningsih di Surabaya, Senin.
Ketika mendampingi Wakil Presiden (Wapres) Boediono dalam peluncuran "seed vaccine" (bakal vaksin) H1N1 dan H5N1 di kampus Unair Surabaya, ia mengatakan produksi vaksin H1N1 baru itu sebanyak sepersepuluh dari jumlah penduduk Indonesia.
"Karena (terbatas) itu, distribusi vaksin secara gratis itu akan diprioritaskan kepada petugas yang merawat pasien Flu Babi atau Flu Burung, ibu, dan anak-anak," katanya, didampingi Dirut PT Bio Farma, Iskandar.
Ditanya tentang pembuatan vaksin H5N1 (Flu Burung), ia mengatakan hal itu akan dilakukan pada awal tahun 2011.
"Yang jelas, produksi itu tidak akan terlambat, karena virus itu mudah bermutasi dan tinggal mengganti strain (galur/regangan)," katanya.
Mengenai kemungkinan hasil penelitian akan dipakai peneliti asing, ia mengatakan penelitian memang menjadi hak siapa saja.
"Tetapi, kalau produksi ya tentu akan kita produksi sendiri, sedangkan untuk penelitian tentu kita nggak mungkin memiliki sendiri," katanya.
Senada dengan itu, Dirut PT Bio Farma, Iskandar, mengatakan produksi massal vaksin H1N1 pada November 2010 itu akan diawali dengan clinical trial pada Maret 2010.
"Nantinya, kami akan memproduksi 27 juta dosis per tahun dan akan didistribusikan kepada masyarakat secara gratis dengan dana dari APBN sebesar Rp1,3 triliun mulai dari penelitian pada tahun 2008-2009 hingga produksi pada tahun 2010-2011," katanya.
Ditanya tentang kemungkinan produksi untuk vaksin H5N1 (Flu Burung), ia mengakui hal itu tergantung pada kebijakan pemerintah.
"Untuk sementara akan kami produksi virus H1N1, tapi kalau diminta untuk virus H5N1 juga maka akan kami lakukan segera, sebab teknologi atau alatnya sama, tinggal dialihkan dari strain H1N1 ke strain H5N1," katanya.
Dalam kunjungan itu, Wapres yang didampingi Menkes dan Mendiknas menyempatkan diri meninjau fasilitas Laboratorium Biosafety Level-3 (BSL-3).
"BSL-3 itu merupakan laboratorium yang terbesar dan tercanggih di Indonesia," kata Wapres Boediono menyampaikan pujian setelah melihat fasilitas yang ada.
"Vaksin H1N1 baru atau A-H1N1 (virus Flu Babi yang menular dari hewan ke manusia) akan diproduksi secara massal oleh PT Bio Farma pada November 2010," kata Menteri Kesehatan (Menkes) Endang Rahayu Setyaningsih di Surabaya, Senin.
Ketika mendampingi Wakil Presiden (Wapres) Boediono dalam peluncuran "seed vaccine" (bakal vaksin) H1N1 dan H5N1 di kampus Unair Surabaya, ia mengatakan produksi vaksin H1N1 baru itu sebanyak sepersepuluh dari jumlah penduduk Indonesia.
"Karena (terbatas) itu, distribusi vaksin secara gratis itu akan diprioritaskan kepada petugas yang merawat pasien Flu Babi atau Flu Burung, ibu, dan anak-anak," katanya, didampingi Dirut PT Bio Farma, Iskandar.
Ditanya tentang pembuatan vaksin H5N1 (Flu Burung), ia mengatakan hal itu akan dilakukan pada awal tahun 2011.
"Yang jelas, produksi itu tidak akan terlambat, karena virus itu mudah bermutasi dan tinggal mengganti strain (galur/regangan)," katanya.
Mengenai kemungkinan hasil penelitian akan dipakai peneliti asing, ia mengatakan penelitian memang menjadi hak siapa saja.
"Tetapi, kalau produksi ya tentu akan kita produksi sendiri, sedangkan untuk penelitian tentu kita nggak mungkin memiliki sendiri," katanya.
Senada dengan itu, Dirut PT Bio Farma, Iskandar, mengatakan produksi massal vaksin H1N1 pada November 2010 itu akan diawali dengan clinical trial pada Maret 2010.
"Nantinya, kami akan memproduksi 27 juta dosis per tahun dan akan didistribusikan kepada masyarakat secara gratis dengan dana dari APBN sebesar Rp1,3 triliun mulai dari penelitian pada tahun 2008-2009 hingga produksi pada tahun 2010-2011," katanya.
Ditanya tentang kemungkinan produksi untuk vaksin H5N1 (Flu Burung), ia mengakui hal itu tergantung pada kebijakan pemerintah.
"Untuk sementara akan kami produksi virus H1N1, tapi kalau diminta untuk virus H5N1 juga maka akan kami lakukan segera, sebab teknologi atau alatnya sama, tinggal dialihkan dari strain H1N1 ke strain H5N1," katanya.
Dalam kunjungan itu, Wapres yang didampingi Menkes dan Mendiknas menyempatkan diri meninjau fasilitas Laboratorium Biosafety Level-3 (BSL-3).
"BSL-3 itu merupakan laboratorium yang terbesar dan tercanggih di Indonesia," kata Wapres Boediono menyampaikan pujian setelah melihat fasilitas yang ada.
Sumber Berita : http://www.antara.co.id/berita/1258376082/indonesia-produksi-vaksin-flu-babi-november-2010
3 komentar:
Realitasnya produksi vaksin di Indonesia sejak 3 bulan terakhir ini menghilang, dan malah lari ke luar negeri. Padahal kebutuhan vaksin saat ini banyak dicari masyarakat, tapi lagi2 menurut petugas pelayanan kesehatan lagi sedang kosong.
Kebutuhan vaksin sekarang ini mendesak untuk segera diproduksi karena di samping untuk memenuhi stok permintaan vaksin yng terus meningkat akibat banyaknya kasus flu burung, ternyata ada juga penyakit tertentu yang penyembuhannya melalui vaksin flu babi tersebut.
Lho katanya Indonesia mempunyai stok vaksin flu burung banyak, kok mau memproduksi lagi. Seharusnya Depkes lebih mengedepankan efektivitas penggunaan vaksin flu burung kepada masyarakat yng kebetulan sdh suspect saja. Jadi penggunaan vaksin tidak terkesan dipaksakan hanya sekedar utk pemenuhan kekurangan vaksin tersebut.
Posting Komentar