JAKARTA, KOMPAS.com — Keluarga dan orang-orang di sekitar memiliki peran penting dalam kehidupan kaum lanjut usia. Pengertian, dorongan, dan kasih sayang mereka dibutuhkan untuk mewujudkan lansia yang sehat, aktif, dan mandiri (active ageing).
Ketika membuka "International Symposium on Ageing and Work Ability" di Balai Sidang Universitas Indonesia (UI), Senin (19/10), Rektor Universitas Indonesia Prof der soz Gumilar R Sumantri mengatakan, kaum muda dan menengah, bahkan dari kalangan akademisi sendiri, sering kali mengabaikan pemikiran bahkan kehidupan lansia.
"Lantas sekarang bagaimana kita memfasilitasi mereka sehingga mereka bisa terus berkontribusi bagi komunitas bangsa dan negara ini," ungkap Gumilar.
Ia mengatakan, butuh kajian yang kontinyu dan pendekatan dari berbagai disiplin ilmu dan terapan untuk mewujudkan cita-cita ini. Oleh karena itu, pihak akademisi juga punya andil untuk mendidik kalangan muda di masyarakat untuk memerhatikan lansia.
Ketua II Komnas Lansia Indonesia Inten Soeweno juga berpendapat serupa. Keluarga sering kali minim perhatian terhadap lansia sehingga membuat lansia pasif dan lebih cepat "tua". Akibatnya, keluarga sendiri yang kerepotan dan terbebani.
"Mereka kan butuh perhatian apalagi mobilitasnya sudah tidak seperti dulu. Itu kan harus dimengerti. Kalau enggak, ya dibilang, udah deh kamu di rumah aja," tuturnya.
Ditegaskannya, keluarga dan komunitas minimal harus memberikan pengertian dan perhatian yang cukup untuk para lansia. Inten juga mengharapkan ada departemen dan sektor industri yang juga memberikan kesempatan kepada lansia, meski sudah pensiun, untuk menyumbangkan pikiran dan pengalamannya untuk kemajuan bangsa.
Agama Adalah Pemahaman
8 tahun yang lalu
5 komentar:
kenyataannya masih banyak orng yg memperlakukan lansia sperti barang bekas, coba liat saja di panti2 jompo kebanyakan penghuninya merupakan org yg memiliki tingkat ekonomi tinggi dan dari keluarga berada tetapi merasa direpotkan dgn keberadaan lansia jadinya ditaruh di panti jompo.
kapan lagi kita bisa memberikan ksih sayang pada org tua kita selagi msh hidup.
Susah juga lagi-lagi kita terbentur dengan kebudayaan ketimuran. Kita memang ingin para orang tua kita atau para lansia tetap aktif dan produktif. Tapi disisi lain kita juga tidak ingin mereka capek dan lelah sebagai wujud pengabdian anak pada orang tua.
Sebenernya lansia kalo diapresiasi dalam lingkungan keluarga bisa produktif juga kok. Apresiasi yg tinggi thd keberadaan lansia di tengah keluarga menjadi arti tersendiri bagi lansia itu.
Kenapa tidak selama lansia tersebut masih mampu yang penting dapat menghargai mereka dan memberi keparcayaan pada mereka.
Posting Komentar