05 Desember 2009

RP 110 MILIAR UNTUK BIAYAI PROGRAM RISET OBAT HIV

Menristek Suharma Surapranata menyatakan, pada 2010 pihaknya siap mengalokasikan anggaran senilai Rp 110 miliar untuk membiayai program penelitian insentif (PPI) penyakit HIV/AIDS di Indonesia yang bersifat semi top down.

Program tersebut, menurut Suharma, berbeda dari tahun sebelumnya. Mulai tahun depan (2010), PPI bersifat semi top down. “Insentif ini difokuskan pada riset yang bersifat hilir dan dapat menghasilkan produk obat dalam tiga tahun,” ungkap Menristek Suharma di sela seminar “Upaya Biomedik dalam Eksplorasi Obat Alternatif/Komplementer bagi Pasien HIV/AIDS” di Jakarta, Rabu (2/12).



Salah satu area prioritas penanggulangan HIV/AIDS yang tercantum dalam strategi nasional penanggulangan HIV/AIDS 2007-2010 adalah penelitian dan riset operasional, yang bertujuan memperoleh data dan fakta upaya penanggulangan penyakit HIV/AIDS. “Salah satu program dalam area prioritas penelitian dan riset operasional adalah program penelitian obat tradisional HIV/AIDS,” kata Suharma.

Indonesia, kata Suharma lebioh jauh, Indonesia kaya flora dan fauna sebagai sumber bahan pembuatan obat-obatan. Penelitian obat tradisional diarahkan mencari bukti-bukti ilmiah tentang obat tradisional dan sekaligus mencari peluang lain.

Badan Kesehatan Dunia (WHO), menyebutkan hingga kini 33 juta orang di dunia terinfeksi HIV/AIDS. Sementara itu para ahli epidemiologi Indonesia memperkirakan pada 2010 jumlah kasus AIDS di negeri ini mencapai 400.000 dengan angka kematian 100.000 orang.

Di samping itu, diperkiarakan pada akhir 2015 akan terjadi penularan HIV secara kumulatif terhadap lebih dari 38.500 anak yang dilahirkan dari ibu yang positif HIV. “Untuk mengatasinya perlu penanggulangan bersama. Dari bidang riset dan teknologi, perlu ditingkatkan penelitian dan pengembangan bidang kesehatan dan obat untuk HIV/AIDS,” papar Menristek Suharma.(na/rm).






Sumber: http://www.bkkbn.go.id/Webs/DetailBerita.php?MyID=976

3 komentar:

Anonim mengatakan...

Tingginya biaya riset yang dikeluarkan tidak sebanding dengan jumlah penderita aids yang ada di Indonesia ini. Kenapa biaya yang ada tidak digunakan saja untuk penyembuhan bagi penyandang aids ini setidaknya pembinaan mental dalam menghadapi penderitaan akibat aids.

Anonim mengatakan...

penelitian ini penting, tapi lebih penting lagi bagaimana pemerintah melakukan usaha serius dan konkret dalam menanggulangi perkembangan pertambahan jumlah penderita aids tersebut. Mengapa harus dilakukan penelitian toh nyatanya orang yang tertular virus hiv aids ini semakin banyak saja kok.

Anonim mengatakan...

masih banyaknya penderita HIV AIDS yang belum tersentuh secara maksimal penangannya sebenarnya jauh lebih penting daripada hanya sekedar mengadakan riset. Seharusnya biaya yang tinggi tersebut lebih baik digunakan saja untuk lebih mengoptimalkan kinerja pemerintah dan badan-badan yang selama ini aktif mensosialisasikan program penanggulangan AIDS tersebut.

Posting Komentar