13 November 2009

Tak Ada Kelurahan di Jakarta Bebas AIDS

Jakarta Barat jadi daerah terbanyak pengidap HIV/AIDS karena banyak tempat dugem.

VIVAnews - Hasil pemetaan Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi (KPAP) Daerah Khusus Ibukota Jakarta menyebutkan tidak ada kecamatan dan kelurahan yang terbebas dari HIV/AIDS. Itu sebabnya, seluruh satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dan unit kerja perangkat daerah (UKPD) dimbau agar terlibat dalam penanggulangan dan pencegahan penularan penyakit ini.

Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Kependudukan dan Pemukiman Margani Mustar mengatakan salah satu cara untuk menekan angka penderita HIV/AIDS, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan menggiatkan workshop penggalangan kesepahaman dan kesepakatan operasional penanggulangan HIV/AIDS bagi semua instansi.

"Sudah saatnya seluruh SKPD dan UKPD terlibat dalam penanggulangan dan pencegahan penularan HIV/AIDS,” katanya seperti dikutip dari situs resmi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. “Jangan hanya membiarkan KPAP DKI dan Dinas Kesehatan bekerja sendiri dalam menekan jumlah penderita virus HIV."

Margani mengatakan sekarang ini diperlukan peran aktif dan kegiatan yang bersifat implementatif dalam pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS. Karenanya diperlukan adanya kemitraan yang lebih kuat secara operasional dalam menanggulangi HIV/AIDS.

Menurut Margani workshop penggalangan kesepahaman dan kesepakatan operasional penanggulangan HIV/AIDS bagi instansi di Provinsi DKI merupakan kegiatan yang sangat penting. Karena kegiatan melibatkan banyak pihak untuk bersama-sama dan bersinergi menekan penularan HIV/AIDS.

Sekretaris KPAP DKI Jakarta Rohana Manggala menjelaskan hingga kini penularan penyakit HIV/AIDS melalui penggunaan jarum suntik masih menduduki urutan pertama, disusul hubungan seks bebas.

Berdasarkan data Departemen Kesehatan RI, pada semester I tahun 2009, kasus HIV/AIDS di DKI Jakarta mencapai 2.810 orang dan meninggal 425 orang.

Jumlah ini jauh lebih besar jika dibandingkan tahun 2008 yang hanya 439 orang. Kemudian jika dipersentasekan, maka jumlah penderita HIV/AIDS penggunaan jarum suntik secara bergantian mencapai 71 persen, karena hubungan seks bebas 23 persen, dan sisanya 6 persen karena faktor lain-lain.

"Kegiatan penanggulangan HIV/AIDS tidak dapat dipisahkan dengan alat-alat pencegah masuknya virus HIV ke dalam tubuh. Seperti kondom dan jarum suntik steril,” kata dia. “Sayangnya, kedua alat pencegah ini justru sering dijadikan bahan perdebatan di beberapa kalangan."

Direktur Narkoba Kepolisian Daerah Metro Jaya Komisaris Besar Anjun P Putra menegaskan aparat kepolisian tidak asal tangkap saja terhadap pelaku kejahatan narkoba. Penindakan akan dilakukan jika ada barang bukti yang ditemukan.

"Kami akan mensosialisasikan program harm reduction untuk penukaran jarum suntik steril dan metadon," ujarnya.

Karenanya, dia meminta pada KPAP DKI Jakarta untuk memberikan daftar LSM yang telah melakukan program harm reduction. Maksudnya agar bisa duduk bersama dan mendapatkan solusi terbaik dalam penanganan kasus HIV/AIDS.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo dan Duta Besar Australia Bill Farmer pun telah komitmen menekan angka HIV/AIDS. Bahkan keduanya telah membuat nota kesepahaman untuk melakukan penanggulangan penyebaran HIV/AIDS di DKI Jakarta. Perjanjian itu menyangkut kesepakatan memperluas layanan bagi mereka yang berisiko terkena HIV/AIDS. Layanan itu setidaknya memungkinkan upaya pencegahan HIV/AIDS dan perawatannya melalui 30 pusat kesehatan yang tersebar.

Fauzi Bowo mengatakan pada tahun 2008 jumlah pengidap HIV/AIDS yang terdata sebanyak 439 orang dan sebagian besar adalah laki-laki. Dengan rincian Jakarta Utara 44 orang,Jakarta Selatan 87 orang, Jakarta Barat 116 orang, Jakarta Timur 82 orang, serta Jakarta Pusat ada 110 orang.

Jakarta Barat merupakan daerah terbanyak pengidap HIV/AIDS karena di wilayah itu banyak dijumpai praktik panti pijat dan hiburan malam. Padahal Walikota Jakarta Barat sudah menginstruksikan penggunaan kondom 100 persen.



• VIVAnews

6 komentar:

Anonim mengatakan...

sebagai kota metropolitan sudah pasti Jakarta tdk akan bebas dari penyakit HIV ini, kan penduduknya juga dari bermacam latar belakang.,

tarumasatyanto mengatakan...

Nyatanya peran petugas dalam sosialisasi bahaya Aids di tiap kelurahan masih belum maksimal dan terkesan hanya akan bergerak ketika baru ditemui kasus Aids ini.

della peace mengatakan...

Penanggulangan penyakit aids di jakarta ini susah utk dicegah maupun dikurangi karena hampir semua warga jakarta yg memiliki ekonomi kelas tinggi mempunyai kecenderungan mengkonsumsi narkoba

foetsal_mania mengatakan...

inilah tantangan buat para petuga jajaran dinas kesehatan agar terus bekerja giat. jangan hanya menerima laporan aja, blm tentu benar laporannya. langsung terjun ke bawah dong

baron pendekar mengatakan...

kalopun ada kondom gratis apa ada jaminan aids bisa ditekan penyebarannya, bukankah itu sama dengan melegalkan tindakan hubungan bebas di jakarta ini. Kalo mau serius seharusnya Pemda dan jajaran DInkes membentuk tim yang melibatkan berbagai unsur dong, ini mungkin bisa menjadi salah satu cara dari upaya meminimalisir penyebaran penyakit HIV/AIDS.

foetsal_mania mengatakan...

kalo bagi2 kondom mah sama aja nyuruh orang ngelakuin free sex, gimana sih. kayak gak ada aturan lain aja yg meminimalisir pertumbuhan HIV/AIDS.

Posting Komentar