Jakarta - Depkes. Untuk menanggulangi masalah kesehatan akibat gempa di Sumatera Barat, Tim Kesehatan Ditjen P2PL Depkes, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Padang dan Dinkes Prov. Sumatera Barat kemarin tanggal 4 Oktober 2009 melakukan penyemprotan desinfektan untuk mencegah penularan penyakit di lokasi bencana. Penyemprotan dilakukan dengan menggunakan mist blower di 8 wilayah Padang Barat di sekitar gedung roboh mencakup sekitar 320 titik. Selain itu, untuk mengatasi kekurangan air bersih juga dilakukan sosialisasi penjernihan air cepat di 3 lokasi pemukiman penduduk di Kota Padang. Sedangkan untuk melindungi Regu penolong (relawan) dari ancaman penyakit tetanus Tim Kesehatan juga melakukan vaksinasi TT (Tetanus Toxoid) kepada 119 relawan di 3 lokasi bencana.
Hal itu disampaikan Dirjen P2PL Depkes, Prof. Tjandra Yoga Aditama mengenai upaya yang dilakukan Depkes dalam menanggulangi masalah kesehatan akibat bencana Sumatera Barat tanggal 4 Oktober 2009.
Sementara itu tanggal 4 Oktober 2009 malam diselenggarakan rapat koordinasi dipimpin Dirjen Pelayanan Medik Dr. Farid W.Husain dengan dihadiri Prof. dr. Idrus Paturusi, Prof. Andi, Kepala Dinas Kesehatan Prov. Sumbar, Direktur RS Dr. Djamil Padang dan pimpinan RS TNI dan Polri. Dalam rapat disimpulkan bahwa pelayanan medik RS Dr. Djamil sudah mulai berjalan. Operasi selain dilakukan di RS Dr. Djamil, juga dapat dilakukan di RS Yos Sudarso. Tim ortopedi dari RS Wahidin Sudirohusodo Makassar, RS Hoesin Palembang, RS Dr. Sardjito Yogyakarta, RS Hasan Sadikin Bandung dan RS Fatmawati Jakarta telah siap bergantian bertugas di Padang. Selain itu untuk koordinasi dan pengendalian di daerah oleh Kepala Dinas Kesehatan Sumbar akan diperbantukan 1-2 orang tenaga dari Depkes sebagai liason officer. Juga dibentuk Posko untuk monitor dan data dengan staf dari RS Dr. Djamil dan Dinkes Prov.
Pelayanan darah masih berjalan walau alat rusak, sementara akan dibantu bank darah RS Kabupaten. Hari ini (5/10/09), atas kerja sama Depkes dan Kepala Pusat Kesehatan TNI akan dikirimkan alat-alat besar untuk Unit Transfusi Darah (UTD) PMI Padang seperti Blood Refrigerator, freezer, refrigerator centrifuge, medical refrigerator, dll terutama untuk menyimpan darah dari bantuan Unit Transfusi Darah (UTD) diangkut dengan Hercules TNI. Alat-alat pengolahan darah yang masih dibutuhkan adalah Blood Bank besar, rider untuk screening elisa, cool box, reagen dll.
Jumlah korban sampai 4 Oktober 2009 pk. 16.00 mencapai 5.429 dengan rincian :
a. Korban meninggal dunia sebanyak 607orang, dengan rincian 235 orang di Kota Padang, 49 orang di Kota Pariaman, 4 orang di Kota Solok, 276 orang di Kab. Padang Pariaman, 10 orang di Kab. Pesisir Selatan, 3 orang di Kab. Pasaman Barat dan 30 orang di Kab Agam.
b. Korban luka berat sebanyak 788 orang dengan rincian sebanyak 412 orang di Kota Padang, 102 orang di Kota Pariaman, 4 orang di Kota Bukittinggi, 82 orang di Kab. Agam, 1 orang di Kab. Solok, 4 orang di Kab. Pasaman Barat, 175 orang di Kab. Padang Pariaman dan 8 orang di Kab. Pesisir Selatan.
c. Korban luka ringan sebanyak 2.680 orang dengan rincian sebanyak 1.690 orang di Kota Padang, 8 orang di Kota Padang Panjang, 4 orang di Kota Solok, 500 orang di Kab. Padang Pariaman, 5 orang di Kab. Pesisir Selatan, 23 orang di Kab. Pasaman, 410 orang di Kab Pasaman Barat dan 40 orang di kab Agam.
d. Korban hilang sebanyak 618 orang dengan rincian sebanyak 319 orang di Kota Padang, 54 orang di Kab. Agam dan 245 orang di Kab. Padang Pariaman.
Terjadi pengungsi sebanyak 736 orang dengan rincian sebanyak 326 orang di Kota Padang dan 410 orang di Kab. Pasaman Barat.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon: 021-52907416-9, faks: 52921669, Call Center: 021-30413700, atau alamat e-mail puskom.publik@yahoo.co.id,info@puskom.depkes.go.id, kontak@puskom.depkes.go.id.
Sumber: Depkes
Agama Adalah Pemahaman
8 tahun yang lalu
11 komentar:
yang ini penting dilakukan untuk menjaga ketahanan fisik para relawan kita yg sdh merelakan dirinya membantu pencarian para korban gempa bumi. Jgn sampe deh relawan kita malah kena penyakit ntar jadinya malah ditolong.
emang bener juga relawan kita di lokasi gempa diberi vaksinasi penyakit menular, gak kebayang banyaknya korban gempa yg masih terkubur di reruntuhan bangunan banyak yg membusuk dan menyebarkan penyakit bagi relawan yg bekerja.
gak kebayang ajah liat mayat korban gempa yg msh ada di reruntuhan bangunan. pastinya kita jg bs merasakan para relawan hrs berjuang keras menggalinya, semoga saja para relawan kita tetap diberikan kesehatan dalam menjalankan misi kemanusiaannya.
Tidak sekedar penting tapi harus dilakukan jangan sampai relawan terinveksi penyakit paska gempa, bukannya meringankan beban orang lain justru akan menambah beban orang lain.
Tugas para relawan sudah pasti berat selain bekerja siang malam tanpa lelah, mereka juga harus menjaga dirinya sendiri dari penyakit pascagempa. semoga mereka selalu diberi kesehatan dan kembali kerumah dalam keadaan sehat dan selamat. Amin
salut buat mereka para relawan dengan semangat 45 mereka ikhlas membantu para korban gempa bumi, terus mencari-cari korban atau jenazah yang belum ditemukan. Semoga merka selalu diberi kesehatan dan kekuatan.
Sudah satu minggu lebih gempa bumi melanda kota Padang, masih banyak korban gempa bumi yang belum ditemukan yang sudah tentu mengeluarkan bakteri-baktei penyakit. Dan menjadi tanggung jawab pemerintah juga untuk menjaga kesehatan parta relawan.
Relawan juga perlu dilindungi, jangan sampai relawan yang seharusnya memberi pertolongan malah harus diberi pertolongan.
bagus itu jangan sampai yang semula bertujuan meringankan beban justru malah merepotkan.
ya iyalah, apalagi skrng sdh seminggu lebih byk korban gempa yg msh tertimbun di dalam tanah dan bau menyengat tercium di sana sini. Kalo gak cepet2 diberi vaksin tetanus dipastikan para relawan kita bisa cepat terkena penyakit yg lbh serius.
pemberian vaksin ini seharusnya jg diberikan kpd penduduk sumatera barat yg terkena gempa ini,
Posting Komentar