15 Oktober 2009

Cuci Tangan Lebih Efektif dari Obat dan Vaksin Cegah Flu

Puluhan penyakit yang ditularkan lewat tangan yang kotor bisa dicegah dengan cuci tangan. Dan berdasarkan data, menurut dokter Handrawan Nadesul, Diare sendiri telah membunuh dua juta anak balita setiap tahun dan menjadi penyebab kematian balita nomor dua.
Angka itu sebenarnya bisa diturunkan hingga separuh jika kita mengajarkan kebersihan diri sejak dini dengan membiasakan cuci tangan dengan sabun. Berdasarkan penelitian mencuci tangan dengan sabun ternyata efektif mencegah masuknya kuman penyakit dalam tubuh.

"Cuci tangan efektif mencegah diare, ISPA (infeksi saluran pernapasan atas), cacingan, flu burung, infeksi mata, hingga virus A-H1N1," ujar Handrawan dalam perayaan Hari Cuci Tangan Sedunia yang diadakan oleh Unilever di SD Bendungan Hilir 12 Pagi, Jakarta Pusat, Kamis (15/10).



Penelitian Cochrane Library Journal 2007 menyebutkan, cuci tangan dengan sabun merupakan cara sederhana dan murah untuk menahan virus ISPA dan pandemi flu. Kajian terhadap 51 riset di Inggris yang dipublikasikan dalam British Medical Journal 2007 menguatkan hal tersebut. Disebutkan bahwa cuci tangan lebih efektif dibanding obat dan vaksin untuk menghentikan flu.

Meski mencuci tangan dengan sabun telah dilakukan banyak orang, namun baru sedikit yang melakukan aktivitas tersebut pada saat-saat penting, seperti setelah menggunakan toilet, setelah membersihkan kotoran anak, dan sebelum menangangi makanan.

"Mencuci tangan dengan air dan sabun terutama pada saat-saat penting, yaitu setelah buang air dan sebelum memegang makanan membantu mengurangi risiko terkena diare lebih dari 40 persen dan infeksi saluran pernapasan hampir 25 persen,” ujar Kepala Perwakilan United Nations Children's Fund (Unicef) di Indonesia, Angela Kearney.

Menurut laporan Situasi Anak-anak Dunia tahun 2009 Unicef, hanya separuh penduduk Indonesia memiliki akses kepada sanitasi yang memadai di pedesaan. Bahkan hanya sekitar sepertiganya – sehingga mereka rentan terhadap diare dan penyakit yang ditularkan melalui air. Berbagai survei juga menemukan bahwa kebiasaan cuci tangan pakai sabun masyarakat Indonesia masih rendah.

PBB menetapkan tahun 2008 sebagai tahun Sanitasi Internasional dan tanggal 15 Oktober ditetapkan sebagai Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia (HCTPS). Indonesia merupakan salah satu dari 85 negara di dunia yang melakukan cuci tangan pakai sabun secara serentak hari ini.

Dengan tema "Tangan Bersih Selamatkan Kehidupan", hari ini digelar berbagai acara kampanye peringatan HCTPS dengan memobilisasi ribuan anak di seluruh Indonesia. Anak-anak dinilai sebagai agen perubahan yang sangat penting.
Selain lebih terbuka pada ide-ide baru, anak-anak juga dapat menjadi pembawa pesan yang efektif kepada keluarga serta lingkungan di sekitarnya.

Visi utama dari kampanye HCTPS ini adalah terbentuknya budaya mencuci tangan dengan sabun baik di tingkat lokal, nasional, bahkan global. Semakin luas budaya mencuci tangan dengan sabun, diharapkan bisa mengurangi tingkat kematian balita pada tahun 2015 hingga 70 persen.

Ketua Perlindungan Anak Indonesia, Hadi Supeno, berpendapat kampanye cuci tangan pakai sabun seharusnya juga dibarengi dengan pengadaan fasilitas mencuci tangan di sekolah-sekolah.

Dia juga berpendapat bahwa "harusnya di tiap sekolah ada wastafel dengan air mengalir, toilet yang bersih, serta tisu sekali pakai untuk mengeringkan tangan,"

JAKARTA, KOMPAS.com

4 komentar:

Anonim mengatakan...

benar juga cuci tangan penting bagi kesehatan kita apalagi kl setiap saat melakukannya, tapi terkadang kita ingat cuci tangan kalo mau makan saja itupun kalo sempet.

maya-susanti mengatakan...

cuci tangan merupakan hal kecil dan seringkali dilupakan utk dilakukan, seringkali kita gak ingat habis memegang benda yg mungkin mengandung penyakit dan memulai kegiatan lainnya lagi.

Anonim mengatakan...

kebiasaan mencuci tangan bisa juga dilakukan dari lingkungan keluarga kita kpd anak kita juga tetangga kita. so apakah kita sdh membiasakannya?

laode.jay@hotmail.com mengatakan...

Cuci Tangan pekerjaan yang ringan, mudah dan semua orang bisa melakukannya tapi susah mempraktekannya sebagai cara pola hidup sehat. Makanya tidak heran kalau ada semboyan sehat memang mahal harganya.

Posting Komentar