17 Oktober 2009

Cegah Resitensi Insulin dengan Meditasi

KOMPAS.com - Meditasi merupakan praktik paling populer dalam berbagai terapi untuk kesehatan holistik. Selain menstabilkan emosi, berbagai studi menunjukkan meditasi juga menyehatkan tubuh.

Dalam sebuah studi yang dilaporkan dalam the Archieves of Internal medicine, praktik meditasi transedental secara signifikan mampu mengurangi resistensi insulin, menurunkan tekanan darah, serta mengurangi gangguan detak jantung.

"Kita bisa memakai hubungan antara tubuh dan pikiran untuk membuka kecerdasan inti yang bisa membawa penyembuhan secara psikologi bagi penyakit diabetes dan jantung," kata Dr Robert Scheneider, direktur the Institute for Natural Medicine and Prevention dari Maharishi University.

Dalam hal mengurangi resistensi insulin, Scheneider mencatat, "pengobatan penyakit ini bisa membuat produsen obat jadi kaya. Padahal kita bisa melakukannya dengan cara olahraga intensif dan pengurangan berat badan," kata penulis buku Total Hearth Health.

Resistensi insulin merupakan situasi menurunnya sensitivitas hormon insulin dalam menurunkan kadar glukosa darah dengan menekan produksi glukosa hepatik dan menstimulasi pemanfaatan glukosa di dalam otot dan jaringan adiposa. Akibatnya berisiko memunculkan penyakit jantung.

Dalam risetnya, Schneider dan timnya meneliti 103 relawan yang didiagnosa menderita penyakit jantung. Rata-rata menderita obesitas dan sepertiganya memiliki riwayat tekanan darah tinggi dan 9 persennya memiliki diabetes.

Mereka lalu secara acak dibagi dalam dua kelompok. Satu grup menerima pelatihan dan mempraktikkan meditasi transendental dua kali sehari selama 20 menit yang berlangsung selama empat bulan. Sementara itu kelompok lainnya menerima pengetahuan materi tentang penyakit jantung.

Meditasi transendental merupakan bentuk meditasi yang membawa kita masuk ke dalam keheningan hingga pikiran kita secara total tak memikirkan apa pun atau disebut juga dengan proses berpikir transending.

Para peneliti menemukan bahwa tekanan darah sistolik menurun hingga tiga poin pada responden dalam kelompok meditasi. Sedangkan pada kelompok studi, sistolik justru naik dua poin.

Meditasi juga memiliki dampak positif bagi detak jantung, salah satu ukuran kesehatan jantung. Namun, perbedaan signifikan terlihat pada resistensi insulin. Bila dibandingkan dengan kadar insulin dengan gula puasa, mereka yang dalam kelompok meditasi berkurang hingga 0,75.

Para peneliti menyebutkan, manfaat tersebut tidak terbatas pada jenis meditasi transendental saja, tapi juga bentuk-bentuk relaksasi lain, seperti yoga, tai chi, dan sebagainya. Namun, menuerut Scheineder, saat ini meditasi transendental merupakan satu-satunya metode yang banyak dibuktikan bermanfaat dalam berbagai studi klinis.

Meditasi memiliki banyak manfaat bagi tubuh karena mengaktifkan parasimpatetik, bagian dari sistem saraf otonomi, yang membantu meredakan respon fight or flight, yang dipicu oleh sistem saraf simpatetik.

Saat sistem simpatetik diaktifkan oleh stres, tubuh akan mengeluarkan hormon tertentu yang membuat tubuh jadi resisten pada insulin. Sedangkan saat sistem parasimpatetik diaktifkan, sel tubuh menjadi lebih responsif pada insulin.



0 komentar:

Posting Komentar