Posted from : unpad.ac.id
Ketersediaan bahan baku farmasi merupakan faktor penting bagi industri farmasi nasional. Sampai saat ini Indonesia masih mengandalkan sumber impor bahan baku farmasi tersebut dari Cina dan India. Setidaknya 60 persen impor bahan baku antibiotik berasal dari kedua negara itu. Indonesia mencatat nilai impor sebesar 76,5 juta dolar AS dari Cina dan 25 juta dolar AS dari India untuk bahan baku antibiotik, vitamin dan hormon, parasetamol, antalgin dan antipirin.
Staf Ahli Bidang Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan Disentralisasi, Dr. Ratna Rosita Suryo Subandoro, MPH.M. yang hadir mewakili Menteri Kesehatan Republik Indonesia mengatakan hal itu dalam Seminar Nasional “Reposisi Peran Pendidikan Tinggi Farmasi dalam Penyediaan Sumber Daya Manusia (SDM) dan Hasil Riset bagi Industri Nasional”, Kamis (19/03) di Ghra Sanusi Hardjadinata, Kampus Unpad Jl. Dipati Ukur 35 Bandung.
Melihat besarnya ketergantungan Indonesia terhadap bahan baku impor, Ratna mengatakan, pemerintah akan mengambil langkah untuk mengembangkan produksi bahan baku dengan mempertimbangkan potensi sumber data dalam negeri yang tersedia. “Ini dilakukan untuk meningkatkan kemandirian di bidang bahan baku farmasi, mengingat Indonesia merupakan mega center bahan bio diversity,” papar Ratna.
Kebijakan ini, lanjut Ratna, harus didukung pula dengan kemauan industri farmasi domestik, para pelayan kesehatan, dan konsumen untuk memprioritaskan penggunaan bahan baku produksi dalam negeri serta penerimaan obat jadi yang berasal dari bahan alam oleh fasilitas pelayanan kesehatan formal. “Dengan demikian, kemandirian di bidang bahan baku farmasi secara pasti akan terwujud,” ujar Ratna.
Ia menjelaskan, era perdagangan bebas pada sektor industri farmasi saat ini perlu diantisipasi agar membuka peluang bagi pelaku usaha untuk memasyarakatkan produk dalam negeri ke pasar internasional. “Menyadari hal tersebut, saya mengajak semua pihak, utamanya dunia pendidikan dan penelitian agar menyamakan langkah dan bersinergi untuk menciptakan keunggulan bisnis di pasar global,” kata Ratna di hadapan ratusan peserta seminar.
Seminar nasional ini merupakan rangkaian kegiatan peringatan Dies Natalis ke-50 tahun Fakultas Farmasi Unpad yang akan berlangsung hingga Jumat (20/03). Selain pemaparan materi dalam bentuk diskusi panel, peringatan Dies Natalis Fakultas Farmasi ini juga diisi dengan pameran produk-produk farmasi dan diakhiri dengan temu alumni pada Sabtu (21/03) mendatang. (eh)* /Ratih Anbarini/(Foto: Tedi Yusup)
0 komentar:
Posting Komentar